Nama kelompok:
Anindita S.A 14509050
Laela Mantopani 16509746
Rangga Adriana 13509320
Romi Aprian 11509334
Siti Farida 13509253
Widya Seprina 18509505
KELAS: 4PA06
UNIVERSITAS GUNADARMA
2012
Aspek psikologis
dalam perkembangan Organisasi berbasis Sistem Informasi
A. Definisi
Psikologi
didefinisikan sebagai kajian ilmiah tentang tingkahlaku dalam proses mental
organisasi. Aspek psikologi sebenarnya lebih mengarah kepada manusia sebagai
pengguna sistem informasi yang ada. Berdasarkan analisa ICT Watch, maraknya
aksi cyberfraud yang terjadi di warnet disebabkan karena tidak adanya
kajian dan analisa dampak psikologis oleh para pemilik modal sebelum mendirikan
suatu warnet di daerah tertentu. Internet mulai berkembang di Indonesia sejak
masuknya PT Indo Internet, sebagai ISP komersial pertama, tahun 1994.Keyakinan
bahwa warnet dapat menjadi sebuah solusi dalam menjembatani kesenjangan
informasi sekaligus meningkatkan penetrasi Internet di Indonesia, sehingga bermunculan
proposal pendirian warnet dengan varian nama yang beragam. Dari sekian banyak
proposal tersebut, dan dari sekian banyak warnet yang telah berdiri, nyaris
tidak ada yang memasukkan atau melakukan analisa dampak psikologis. Hal inilah
yang menjadi salah satu penyebab pergesaran fungsi mulia warnet, yang pada awalnya
ditujukan sebagai solusi dalam menjembatani kesenjangan informasi menjadi
sarang bagi para pelaku cybercrime. Menurut analisa dari ICT Watch, kondisi ini
terjadi karena kekosongan mengenai pembahasan social cost, yakni untuk mengadakan
pelatihan atau pendidikan kepada masyarakat sekitar sebagai sebuah
tanggung-jawab psikologis, sehingga Warnet sebenarnya bukan hanya berbicara
mengenai margin keuntungan semata. Apa yang diungkapkan oleh ICT Watchtersebut
merupakan satu bagian yang menunjukkan pentingnya perhatian auditor terhadap
lingkungan audit berbasis sistem informasi. Sebenarnya perhatian terhadap aspek
psikologis bukan hanya dalam lingkungan audit berbasis sistem informasi, namun juga
dapat terjadi pada aspek lain selain aspek audit. Memang isu Audit Sistem
Informasi merupakan isu yang tergolong cukup baru dalam konteks Indonesia. Penelitian
lebih jauh sangat diperlukan dalam aspek ini, sebagai salah satu bagian yang
dapat dilakukan dalam konteks perkembangan teknologi informasi.
B.
Pembahasan
Merupakan hal yang sudah menjadi wacana umum, jika karyawan
yang berumur memiliki resistant to change yang lebih besar terhadap lingkungan
berbasis information system. Menurut penelitian yang dilakukan oleh pakar
Psikologi Roger Morrell, orang yang sudah berumur punya tingkat kesulitan lebih
tinggi untuk menyeleksi informasi yang masuk, mana yang penting dan mana yang
kurang penting, dibandingkan dengan orang-orang yang lebih muda umurnya.
Seiring dengan penambahan umur pada manusia, diikuti dengan penurunan kapasitas
ingatan, hal ini menyebabkan, penerimaan informasi yang terlalu banyak akan
mempengaruhi kemampuan para lanjut usia memproses informasi yang penting.
Penelitian yang dilakukan oleh Roger Morrell tersebut merupakan salah satu
aspek Psikologis yang harus diperhatikan oleh organisasi terutama Auditor.
Pemahaman terhadap aspek Psikologis ini merupakan hal yang sangat jarang sekali
dibahas dalam ruang lingkup Audit, namun pemahaman terhadap aspek psikologis
akan memudahkan auditor dalam melakukan penugasan audit dalam lingkungan
berbasis Audit Sistem Informasi dan juga sebagai dasar dalam memberikan
rekomendasi yang lebih tepat. Aspek Psikologis dalam hal ini dibagi menjadi
dua, yakni aspek error dan aspek fraud.
1.
Aspek Error dalam konteks Psikologi perkembangan Organisasi
berbasis sistem informasi
Aspek error merupakan
isu resiko yang terdapat dalam lingkungan berbasis Audit Sistem Informasi yang
disebabkan oleh ketidaksengajaan. Beberapa point yang harus diperhatikan oleh
Auditor dalam aspek error dalam lingkungan berbasis Audit Sistem Informasi:
a. Lack of
Information. Kekurangan informasi yang diterima oleh user mengenai aplikasi
atau teknologi informasi (IT) yang dimiliki oleh organisasi akan menyebabkan
user kekurangan pengetahuan maupun kemampuan dalam menggunakan aplikasi yang
diimplementasikanoleh organisasi. Hal ini akan menyebabkan user seringkali
melakukan error dalammengoperasikan aplikasi yang ada, sehingga data yang diolah
dapat berisiko tinggi, dengan tingkat kesalahan yang cukup besar.
b. Too much jargon. Selain kekurangan
informasi, jargon atau istilah yang terlalu beragam dalam aplikasi akan membuat
user bingung dalam mengoperasikan aplikasi yang ada. Hal ini terutama terjadi
pada karyawan yang sudah berumur, sehingga tingkat kompleksitas dari istilah
yang digunakan dapat mempengaruhi resiko tingkat error yang terjadi.
c. Technophobia. Pengalaman yang buruk
terhadap teknologi informasi (IT) dapat menjadi trauma tersendiri bagi
seseorang atau karyawan. Dampak yang paling buruk dapat menyebabkan seseorang
atau karyawan menjadi technophobia. Kesalahan penanganan terhadap
technophobiadapat menyebabkan kerugian bagi individukaryawan maupun kerugian
besar bagi organisasi bisnis dalam bentuk kesalahan – kesalahan maupun
kehancuran data yang dimiliki oleh organisasi bisnis.
2. Aspek Fraud dalam konteks Psikologi perkembangan
Organisasi berbasis Sistem Informasi
Selain aspek error, terdapat juga aspek Fraud yang merupakan
isu resiko dalam lingkungan Audit Sistem Informasi. Fraud merupakan aspek yang
dilakukan dengan oleh karyawan, dengan tujuan untuk keuntungan diri sendiri
yang tentu saja menjadi kerugian bagi organisasi bisnis. Dalam lingkungan
berbasis Audit Sistem Informasi, fraud yang dilakukan karyawan berkenan dengan
isu resiko terhadap asset organisasi bisnis, baik asset berupa keuangan
(financial loss) maupun asset berupa informasi (non-financial loss) organisasi
bisnis.
Fraud yang terjadi dalam lingkungan Audit Sistem Informasi,
dikenal dengan istilah Computer Fraud, yakni lebih ditujukan untuk
penyelewengan sumberdaya sistem informasi atau komputer yang lebih banyak
merugikan keuangan di suatu organisasi oleh orang dalam. Pelaku Computer Fraud
biasanya memiliki pengetahuan memadai dan keahlian tentang sistem komputer dan
menggunakan komputer sebagai target kejahatan. Namun, tetap perlu diingat,
dalam lingkungan Audit berbasis Sistem Informasi, tidak semua kejahatan yang
dilakukan menggunakan komputer masuk ke kategori kejahatan komputer. Upaya penggelapan
pajak dimana perhitungannya memakai komputer, membeli barang via internet
memakai nomor kartu kredit orang lain, mencuri komputer, dsb tidak masuk
kategori kejahatan komputer. Kasus pembobolan Bank Indonesia, meruapakan salah
satu contoh dari beberapa kasus kejahatan komputer pernah terjadi di Indonesia.
Pembobolan tersebut terjadi bulan Juli 1996 ketika melakukan
pembobolan sejumlah 6,6 Miliar dengan menggunakan bantuan komputer. Dibawah ini
merupakan beberapa aspek psikologis yang memicu terjadi fraud dalam lingkungan
berbasis Audit Sistem Informasi yang dibagi menjadi dua faktor, yakni faktor
internal dan faktor eksternal:
- Faktor Internal.
Faktor ini merupakan aspek yang berbicara
mengenai manusia sebagai calon pelaku fraud. Pemahaman Auditor terhadap aspek
internal akan membantu Auditor dalam menganalisa fraud yang terjadi dalam
organisasi bisnis. Pemahaman terhadap aspek internal ini dimaksudkan untuk
memahami lebih mendalam mengenai karateristik pelaku fraud yang ada ditinjau
dari empat sisi, yakni :
• Hubungan dengan
organisasi / perusahaan : Orang dalam (pegawai) sendiri, orang dalam bekerja
sama dengan orang dalam, orang luar bekerja sama dengan orang dalam (pegawai),
orang dalam bekerja sama dengan orang luar, atau mantan pegawai
• Hubungan antar
pelaku yang bekomplotan : teman, keluarga (ayah – anak, suami – istri, adik –
kakak, paman – keponakan)
• Sisi Umur.
Umumnya berusia relatif mudah dan memiliki kepintaran / keahlian yang tinggi
atau berprestasi kerja yang baik
• Tugas/ jabatan orang
dalam : petugas kliring, operator komputer back office, bagian rekonsiliasi,
bagian rekening koran, asisten bagian EDP, programer/ system analist, petugas
dukungan komputer / teknisi, petugas data entry, manajer sistem informasi,
manajer keuangan.
- FAKTOR ESKTERNAL.
Faktor eksternal
merupakan aspek yang mempengaruhi manusia, yakni calon pelaku fraud untuk
melakukan tindakan kejahatan. Jadi yang menjadi pemicunya adalah aspek
eksternal yang ada dalam perusahaan, dalam hal ini perusahaan harus dapat meminimalisasi
aspek eksternal yang mempengaruhi terjadinya komputer fraud, sehingga dapat
terlihat bahwa pendekatan pencegahan antara aspek eksternal dengan aspek
internal akan berbeda fokusnya. Ada 3 aspek dalam faktor eksternal, yakni:
• Incentive/ pressure. Adanya tawaran
berupa bonus yang diberikan kepada pihak manajemen atau top-level-management
akan membuat pihak manajemen berusaha untuk menyajikan informasi laporan
keuangan sesuai dengan kriteria ideal untuk mendapatkan bonus atau insentif.
Kecenderungan ini terjadi ketika pemegang saham menjanjikan bonus dengan
mensyaratkan kinerja yang menggunakan pengukuran rasiorasio atau elemen dalam
laporan keuangan, sehingga adanya kecenderungan manajemen untuk “mengolah” atau
“memasak” laporan keuangan yang akan disajikan kepada pemegang saham.
• Oppurtunity.
Kesempatan merupakan hal yang paling mempengaruhi terjadinya fraud dalam
organisasi bisnis. Adanya kesempatan ini disebabkan oleh pengendalian yang
kurang memadai dalam lingkungan berbasis sistem informasi atau dapat juga
disebabkan oleh adanya celah dalam pengendalian yang ada. Hal yang perlu
diingat oleh organisasi, pengendalian hanya berfungsi untuk mengeliminasi fraud
yang terjadi dalam organisasi bisnis bukan menghilangkan resiko yang ada. Hal
ini seringkali berkenaan dengan analisa cost-benefit, karena disatu sisi
organisasi ingin menerapkan pengendalian yang sangat tinggi yang tentu saja
membutuhkan biaya yang tinggi, namun di sisi lain organisasi juga harus
melakukan analisa terhadap benefit yang didapatkan oleh organisasi tersebut.
• Rationalization.
Faktor ”orang lain juga melakukannya” merupakan hal yang cukup berbahaya bagi
organisasi. Hal ini dapat menjadi menjamurnya fraud dalam organisasi. Biasanya
kondisi ini dimulai dengan melakukan kejahatan yang kecil hingga menjadi suatu
kebiasaan yang akhirnya mencapai klimaks dengan melakukan kejahatan yang sangat
merugikan organisasi, hal ini terjadi karena dalam diri manusia, yakni karyawan
yang melakukan fraud, persaan yang tidak puas dengan apa yang didapatkan ketika
melakukan fraud dalam organisasi. Kondisi ini terus berlanjut dengan mengambil
keuntungan yang semakin besar dalam fraud yang dilakukan.
C.
Contoh
Salah satu contohnya yaitu pengguna komputer dalam
pembuatan software-software untuk bidang psikologi. Misalnya saja,
di perusahaan sekarang ini banyak menggunakan software tentang alat tes agar
waktu yang digunakan dalam menyeleksi calon karyawan baru lebih cepat dan
efisien, serta tidak membuang tenaga para penyeleksinya. Selain itu, contoh
lainnya adalah dalam penggunaan software dari microsoft
office, dimana yang dahulunya kita harus memakai mesin ketik untuk membuat
surat atau membuat tulisan agar terlihat rapih, tapi sekarang berkat adanya
komputer dan system informasi maka pekerjaan kita untuk
membuat surat atau tulisan yang lain lebih cepat dan bahkan lebih rapih. Contoh
lain dalam bidang psikologi yaitu penggunaan laboratorium psikologi dimana
didalamnya menggunakan prinsip ilmu komputer.
Contoh lain mungkin dengan sistem konseling online yang
sekarang ini banyak beredar dan banyak hadir di situs jejaring sosial. Hal-hal
diatas merupakan sebagian contoh penggunaan sistem informasi dalam bidang
psikologi saat ini. Dimana, ilmu psikologi juga berkembang berkat adanya
perkembangan yang sangat pesat dari ilmu komputer itu sendiri. Sistem informasi
psikologi memuat aspek- aspek psikologis dalam perkembangan organisasi
berbasis sistem informasi. Contoh dari sistem informasi psikologi disini adalah
seperti tes- tes psikologis yang sekarang sudah banyak ditemui di internet,
konseling online, dll.
D. Definisi
Konseling Online
Konseling
(counseling) biasanya kita kenal
dengan istilah penyuluhan, yang secara awam dimaknakan sebagai pemberian
penerangan, informasi, atau nasihat kepada pihak lain. Konseling sebagai cabang
ilmu dan praktik pemberian bantuan kepada individu pada dasarnya memiliki
pengertian yang spesifik sejalan dengan konsep yang dikembangakn dalam lingkup
profesinya. Diantara berbagai disiplin
ilmu, yang memiliki kedekatan hubungan dengan konseling adalah psikologi,
bahkan secara khusus dapat dikatakan bahwa konseling merupakan aplikasi dari
psikologi, terutama jika dilihat dari tujuan, teori yang digunakan, dan proses
penyelenggaraannya. Oleh karena itu telaah mengenai konseling dapat disebut dengan
psikologi konseling (counseling
psychology).
Kata konseling (counseling) berasal dari kata counsel yang diambil dari bahasa latin yaitu counselium, artinya ”bersama” atau ”bicara bersama”. Pengertian ”berbicara bersama-sama” dalam hal ini adalah pembicaraan antara konselor (counselor) dengan seseorang atau beberapa klien (Counselee). Dengan demikian counselium berarti, ”people coming together to again an understanding of problem that beset them were evident”, yang ditulis oleh Baruth dan Robinson (1987:2) dalam bukunya An Introduction to The Counseling Profession.
Carl Rogers, seorang psikolog humanistik terkemuka, berpandangan bahwa konseling merupakan hubungan terapi dengan klien yang bertujuan untuk melakukan perubahan self (diri) pada pihak klien. Pada intinya Rogers dengan tegas menekankan pada perubahan system self klien sebagai tujuan koseling akibat dari struktur hubungan konselor dengan kliennya.
Ahli lain, Cormier (1979) lebih memberikan penekanan pada fungsi pihak-pihak yang terlibat. Mereka menegaskan konselor adalah tenaga terlatih yang berkemauan untuk membantu klien. Pietrofesa (1978) dalam bukunya The Authentic Counselor, sekalipun tidak berbeda dengan rumusan sebelumnya, mengemukakan dengan singkat bahwa konseling adalah proses yang melibatkan seorang profesional berusaha membantu orang lain dalam mencapai pemahaman dirinya, membuat keputusan dan pemecahan masalah.
Meskipun bukan bermaksud merangkum berbagai pengertian yang dikemukakan oleh banyak ahli, Stefflre dan Grant menyusun pengertian yang cukup lengkap mengenai konseling ini. Menurut Stefflre dan Grant, terdapat empat hal yang mereka tekankan, yaitu:
1. Konseling Sebagai Proses
Kata konseling (counseling) berasal dari kata counsel yang diambil dari bahasa latin yaitu counselium, artinya ”bersama” atau ”bicara bersama”. Pengertian ”berbicara bersama-sama” dalam hal ini adalah pembicaraan antara konselor (counselor) dengan seseorang atau beberapa klien (Counselee). Dengan demikian counselium berarti, ”people coming together to again an understanding of problem that beset them were evident”, yang ditulis oleh Baruth dan Robinson (1987:2) dalam bukunya An Introduction to The Counseling Profession.
Carl Rogers, seorang psikolog humanistik terkemuka, berpandangan bahwa konseling merupakan hubungan terapi dengan klien yang bertujuan untuk melakukan perubahan self (diri) pada pihak klien. Pada intinya Rogers dengan tegas menekankan pada perubahan system self klien sebagai tujuan koseling akibat dari struktur hubungan konselor dengan kliennya.
Ahli lain, Cormier (1979) lebih memberikan penekanan pada fungsi pihak-pihak yang terlibat. Mereka menegaskan konselor adalah tenaga terlatih yang berkemauan untuk membantu klien. Pietrofesa (1978) dalam bukunya The Authentic Counselor, sekalipun tidak berbeda dengan rumusan sebelumnya, mengemukakan dengan singkat bahwa konseling adalah proses yang melibatkan seorang profesional berusaha membantu orang lain dalam mencapai pemahaman dirinya, membuat keputusan dan pemecahan masalah.
Meskipun bukan bermaksud merangkum berbagai pengertian yang dikemukakan oleh banyak ahli, Stefflre dan Grant menyusun pengertian yang cukup lengkap mengenai konseling ini. Menurut Stefflre dan Grant, terdapat empat hal yang mereka tekankan, yaitu:
1. Konseling Sebagai Proses
Konseling
sebagai proses berarti konseling tidak dapat dilakukan sesaat. Butuh proses
yang merupakan waktu untuk membantu klien dalam memecahkan masalah mereka, dan
bukan terjadi hanya dalam satu pertemuan. Permasalahan klien yang kompleks dan
cukup berat, konseling dapat dilakukan beberapa kali dalam pertemuan secara
berkelanjutan.
2. Koseling Sebagai Hubungan Spesifik
2. Koseling Sebagai Hubungan Spesifik
Hubungan
antara konselor dan klien merupakan unsur penting dalam konseling. Hubungan
koseling harus dibangun secara spesifik dan berbeda dengan hubungan sosial
lainnya. Karena konseling membutuhkan hubungan yang diantaranya perlu adanya
keterbukaan, pemahaman, penghargaan secara positif tanpa syarat, dan empati.
3.
Konseling adalah Membantu Klien
Hubungan
konseling bersifat membantu (helping).
Membantu tetap memberikan kepercayaan pada klien dalam menghadapi dan mengatasi
permasalahan mereka. Hubungan konseling tidak bermaksud mengalihkan pekerjaan
klien pada konselor, tetapi memotivasi klien untuk lebih bertanggung jawab
terhadap dirinya sendiri dan mengatasi masalahnya.
4. Konseling untuk Mencapai Tujuan Hidup
4. Konseling untuk Mencapai Tujuan Hidup
Konseling
diselenggarakan untuk mencapai pemahaman dan penerimaan diri, proses belajar
dari perilaku adaptif, dan belajar melakukan pemahaman yang lebih luas tentang
dirinya yang tidak hanya membuat ”know
about” tetapi juga ”how to”
sejalan dengan kualitas dan kapasitasnya. Tujuan akhir konseling pada dasarnya
adalah sejalan dengan tujuan hidupnya yang oleh Maslow (1968) disebut
aktualisasi diri.
Semakin banyak perusahaan dan individu yang memanfaatkan e-learning sebagai sarana untuk pelatihan dan pendidikan karena mereka melihat berbagai manfaat yang ditawarkan oleh pembelajaran berbasis web - internet ini. Dari berbagai komentar yang dilontarkan, ada tiga persamaan dalam hal manfaat yang bisa dinikmati dari e-learning.
Fleksibilitas
Jika pembelajaran konvensional di kelas mengharuskan siswa untuk hadir di kelas pada jam-jam tertentu (seringkali jam ini bentrok dengan kegiatan rutin siswa), maka e-learning memberikan fleksibilitas dalam memilih waktu dan tempat untuk mengakses pelajaran.
Siswa tidak perlu mengadakan perjalanan menuju tempat pelajaran disampaikan, e-learning bisa diakses dari mana saja yang memiliki akses ke Internet. Bahkan, dengan berkembangnya mobile technology (dengan palmtop, bahkan telepon selular jenis tertentu), semakin mudah mengakses e-learning. Berbagai tempat juga sudah menyediakan sambungan internet gratis (di bandara internasional dan cafe-cafe tertentu), dengan demikian dalam perjalanan pun atau pada waktu istirahat makan siang sambil menunggu hidangan disajikan, Anda bisa memanfaatkan waktu untuk mengakses e-learning.
Berlisensi Gazley adalah penasihat dan hipnoterapis dengan lebih dari 30 tahun pengalaman sebagai psikoterapis. He holds a certification for distance counseling from ReadyMinds and is a trainer for that company's Distance Credentialed Counselor program. Dia memegang sertifikasi untuk jarak konseling dari ReadyMinds dan merupakan pelatih untuk perusahaan Penasihat Jarak Credentialed program. In addition to his work on the website, he also is a private practitioner in Scottsdale, Arizona. Selain karyanya pada website, ia juga adalah praktisi swasta di Scottsdale Arizona.
Gazley's initial website launched eight years ago with his partner in private practice, was limited strictly to online counseling. Situs Gazley awal diluncurkan delapan tahun lalu dengan pasangannya dalam praktek swasta, adalah sangat terbatas untuk online konseling. In 2000 however, he added the general health component, creating a virtual clinic atmosphere complete with web-based, self-help discussion groups; a library of “suggested” movies, music, and books; and an online media store selling audiotapes, e-books, books and videos. Namun pada tahun 2000, ia menambahkan komponen kesehatan umum, menciptakan suasana klinik virtual lengkap dengan berbasis web, self-help kelompok diskusi; perpustakaan "usul" film, musik, dan buku-buku dan media online toko yang menjual kaset, e -buku, buku dan video
Semakin banyak perusahaan dan individu yang memanfaatkan e-learning sebagai sarana untuk pelatihan dan pendidikan karena mereka melihat berbagai manfaat yang ditawarkan oleh pembelajaran berbasis web - internet ini. Dari berbagai komentar yang dilontarkan, ada tiga persamaan dalam hal manfaat yang bisa dinikmati dari e-learning.
Fleksibilitas
Jika pembelajaran konvensional di kelas mengharuskan siswa untuk hadir di kelas pada jam-jam tertentu (seringkali jam ini bentrok dengan kegiatan rutin siswa), maka e-learning memberikan fleksibilitas dalam memilih waktu dan tempat untuk mengakses pelajaran.
Siswa tidak perlu mengadakan perjalanan menuju tempat pelajaran disampaikan, e-learning bisa diakses dari mana saja yang memiliki akses ke Internet. Bahkan, dengan berkembangnya mobile technology (dengan palmtop, bahkan telepon selular jenis tertentu), semakin mudah mengakses e-learning. Berbagai tempat juga sudah menyediakan sambungan internet gratis (di bandara internasional dan cafe-cafe tertentu), dengan demikian dalam perjalanan pun atau pada waktu istirahat makan siang sambil menunggu hidangan disajikan, Anda bisa memanfaatkan waktu untuk mengakses e-learning.
Berlisensi Gazley adalah penasihat dan hipnoterapis dengan lebih dari 30 tahun pengalaman sebagai psikoterapis. He holds a certification for distance counseling from ReadyMinds and is a trainer for that company's Distance Credentialed Counselor program. Dia memegang sertifikasi untuk jarak konseling dari ReadyMinds dan merupakan pelatih untuk perusahaan Penasihat Jarak Credentialed program. In addition to his work on the website, he also is a private practitioner in Scottsdale, Arizona. Selain karyanya pada website, ia juga adalah praktisi swasta di Scottsdale Arizona.
Gazley's initial website launched eight years ago with his partner in private practice, was limited strictly to online counseling. Situs Gazley awal diluncurkan delapan tahun lalu dengan pasangannya dalam praktek swasta, adalah sangat terbatas untuk online konseling. In 2000 however, he added the general health component, creating a virtual clinic atmosphere complete with web-based, self-help discussion groups; a library of “suggested” movies, music, and books; and an online media store selling audiotapes, e-books, books and videos. Namun pada tahun 2000, ia menambahkan komponen kesehatan umum, menciptakan suasana klinik virtual lengkap dengan berbasis web, self-help kelompok diskusi; perpustakaan "usul" film, musik, dan buku-buku dan media online toko yang menjual kaset, e -buku, buku dan video
E.
Dampak Sistem Informasi Psikologi Secara Psikologis (Sistem
Informasi SDM)
Menurut Alisyahbana
(1980), Teknologi telah dikenal oleh manusia sejak jutaan tahun yang lalu,
karena dorongan untuk hidup yang lebih nyaman, lebih makmur dan lebih
sejahtera. Istilah teknologi berasal dari techne atau cara dan logos atau
pengetahuan. Jadi secara harfiah teknologi dapat diartikan pengetahuan tentang
cara. Pengertian teknologi sendiri merupakan cara melakukan sesuatu untuk
memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan akal dan alat, sehingga seakan-akan
memperpanjang, memperkuat atau membuat lebih ampuh anggota tubuh, pancaindra
dan otak manusia. Perkembangan dunia iptek yang demikian pesatnya telah membawa
manfaat luar biasa bagi kemajuan peradaban umat manusia. Jenis-jenis pekerjaan
yang sebelumnya menuntut kemampuan fisik cukup besar, kini relatif sudah bisa
digantikan oleh perangkat mesin-mesin otomatis. Sistem kerja robotis telah mengalihfungsikan
tenaga otot manusia dengan pembesaran dan percepatan yang menakjubkan. Kemajuan
teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari dalam kehidupan ini,
karena kemajuan teknologi berjalan sesuai dengan kemajuanm ilmu pengetahuan.
Setiap perubahan yang diciptakan berupaya untuk memberikan manfaat positif bagi
kehidupan manusia. Memberikan banyak kemudahan dalam melakukan aktifitas.
Terlebih dalam bidang teknologi, masyarakat kini sudah menikmati banyak manfaat
yang dibawa oleh perubahan yang telah dihasilkan dalam perkembangan teknologi.
Akan tetapi, meskipun pada mulanya diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi masyarakat, namun di sisi lain juga dapat
memungkinkan teknologi tersebut digunakan untuk hal-hal negatif.
Dampak Positif dan
Negatif Sistem Informasi pada berbagai bidang :
1. Bidang Informasi
dan Komunikasi
Positif :
a) Kita akan lebih
cepat mendapatkan informasi-informasi yang akurat dan terbaru di bumi bagian
manapun melalui internet
b) Kita dapat
berkomunikasi dengan teman, maupun keluarga yang sangat jauh hanya dengan
melalui handphone
c) Kita mendapatkan
layanan bank yang dengan sangat mudah. Dan lain-lain
Negatif :
a) Pemanfaatan jasa
komunikasi oleh jaringan teroris (Kompas)
b) Penggunaan
informasi tertentu dan situs tertentu yang terdapat di internet yang bisa
disalah gunakan fihak tertentu untuk tujuan tertentu
c) Kerahasiaan alat
tes semakin terancam Melalui internet kita dapat memperoleh informasi tentang
tes psikologi, dan bahkan dapat memperoleh layanan tes psikologi secara
langsung dari internet.
d) Kecemasan
teknologi. Selain itu ada kecemasan skala kecil akibat teknologi komputer.
Kerusakan komputer karena terserang virus, kehilangan berbagai file penting
dalam komputer inilah beberapa contoh stres yang terjadi karena teknologi.
Rusaknya modem internet karena disambar petir.
2. Bidang Sosial dan
Budaya
Positif :
a) Perbedaan
kepribadian pria dan wanita. Banyak pakar yang berpendapat bahwa kini semakin
besar porsi wanita yang memegang posisi sebagai pemimpin, baik dalam dunia
pemerintahan maupun dalam dunia bisnis. Bahkan perubahan perilaku ke arah
perilaku yang sebelumnya merupakan pekerjaan pria semakin menonjol.Data yang
tertulis dalam buku Megatrend for
Women:From Liberation to Leadership yang ditulis oleh Patricia Aburdene &
John Naisbitt (1993) menunjukkan bahwa peran wanita dalam kepemimpinan semakin
membesar. Semakin banyak wanita yang memasuki bidang politik, sebagai anggota
parlemen, senator, gubernur, menteri, dan berbagai jabatan penting lainnya.
b) Meningkatnya rasa
percaya diriKemajuan ekonomi di negara-negara Asia melahirkan fenomena yang
menarik. Perkembangan dan kemajuan ekonomi telah meningkatkan rasa percaya diri
dan ketahanan diri sebagai suatu bangsa akan semakin kokoh. Bangsa-bangsa Barat
tidak lagi dapat melecehkan bangsa-bangsa Asia.
c) Tekanan, kompetisi
yang tajam di pelbagai aspek kehidupan sebagai konsekuensi globalisasi, akan
melahirkan generasi yang disiplin, tekun dan pekerja keras
Negatif :
a) Kemerosotan moral
di kalangan warga masyarakat, khususnya di kalangan remaja dan pelajar.
Kemajuan kehidupan ekonomi yang terlalu menekankan pada upaya pemenuhan
berbagai keinginan material, telah menyebabkan sebagian warga masyarakat menjadi
“kaya dalam materi tetapi miskin dalam rohani”.
b) Kenakalan dan
tindak menyimpang di kalangan remaja semakin meningkat semakin lemahnya
kewibawaan tradisi-tradisi yang ada di masyarakat, seperti gotong royong dan
tolong-menolong telah melemahkan kekuatan-kekuatan sentripetal yang berperan
penting dalam menciptakan kesatuan sosial. Akibat lanjut bisa dilihat bersama,
kenakalan dan tindak menyimpang di kalangan remaja dan pelajar semakin
meningkat dalam berbagai bentuknya, seperti perkelahian, corat-coret,
pelanggaran lalu lintas sampai tindak kejahatan.
c) Pola interaksi
antar manusia yang berubah Kehadiran komputer pada kebanyakan rumah tangga
golongan menengah ke atas telah merubah pola interaksi keluarga. Komputer yang
disambungkan dengan telpon telah membuka peluang bagi siapa saja untuk
berhubungan dengan dunia luar. Program internet relay chatting (IRC), internet,
dan e-mail telah membuat orang asyik dengan kehidupannya sendiri. Selain itu
tersedianya berbagai warung internet (warnet) telah memberi peluang kepada
banyak orang yang tidak memiliki komputer dan saluran internet sendiri untuk
berkomunikasi dengan orang lain melalui internet. Kini semakin banyak orang
yang menghabiskan waktunya sendirian dengan komputer. Melalui program internet
relay chatting (IRC) anak-anak bisa asyik mengobrol dengan teman dan orang
asing kapan saja.
3. Bidang Pendidikan
Positif :
a) Munculnya media
massa, khususnya media elektronik sebagai sumber ilmu dan pusat pendidikan.
Dampak dari hal ini adalah guru bukannya satu-satunya sumber ilmu pengetahuan.
b) Munculnya
metode-metode pembelajaran yang baru, yang memudahkan siswa dan guru dalam
proses pembelajaran. Dengan kemajuan teknologi terciptalah metode-metode baru
yang membuat siswa mampu memahami materi-materi yang abstrak, karena materi
tersebut dengan bantuan teknologi bisa dibuat abstrak.
c) Sistem
pembelajaran tidak harus melalui tatap muka. Dengan kemajuan teknologi proses
pembelajaran tidak harus mempertemukan siswa dengan guru, tetapi bisa juga
menggunakan jasa pos internet dan lain-lain.Disamping itu juga muncul dampak
negatif dalam proses pendidikan antara lain
Negatif :
a) Kerahasiaan alat
tes semakin terancam Program tes inteligensi seperti tes Raven, Differential
Aptitudes Test dapat diakses melalui compact disk.. Implikasi dari permasalahan
ini adalah, tes psikologi yang ada akan mudah sekali bocor, dan pengembangan
tes psikologi harus berpacu dengan kecepatan pembocoran melalui internet
tersebut.
b) Penyalah gunaan
pengetahuan bagi orang-orang tertentu untuk melakukan tindak kriminal. Kita
tahu bahwa kemajuan di badang pendidikan juga mencetak generasi yang
berepngetahuan tinggi tetapi mempunyai moral yang rendah. Contonya dengan ilmu
komputer yang tingi maka orang akan berusaha menerobos sistem perbangkan dan
lain-lain.
Berikut adalah contoh
dampak negatif, terutama lebih mengarah pada teknologi informasi.
1. Information Anxiety
Banyaknya informasi
yang diterima sering kali membuat kita kesulitan dalam memilah prioritas dan
menentukan kebenaran informasi tersebut. Bahkan tidak jarang orang percaya
begitu saja terhadap informasi yang diterimanya, tanpa terlebih dahulu
menyelidiki kebenaran dari informasi yang dia terima. Sebagai contoh banyaknya
kasus penipuan dengan hadiah yang cukup menggiurkan, sehingga tidak jarang
banyak yang terjebak oleh informasi tersebut.
2.
Dehumanization
Hilangnya penghargaan atas nilai seseorang sebagai individu,
digantikan dengan sederet angka identitas.
3. Health Issues
Stress yang
ditimbulkan oleh penggunaan peralatan dan aplikasi berbasis teknologi informasi
pengaruh radiasi gelombang elektromagnetik terutama pada ponsel, pengaruh
radiasi layar monitor, masalah persendian akibat kesalahan penggunaan keyboard
dan mouse, masalah ergonomis, dsb.
4. Lost of Privacy
Identitas digital
yang dimiliki setiap orang membuat keberadaan orang tersebut selalu terdeteksi.
Selain itu pemantauan CCTV secara kontinu akan mengganggu privasi dan kesehatan
kita. Contoh : Di Inggris ada 4,2 juta CCTV. 1 juta diantaranya ada di London,
secara rata-rata seorang warga London akan tertangkap di 300 CCTV per hari.
5. Cookies
Semakin banyak informasi yang kita tampilkan dan share di
internet, dengan atau tanpa kita sadari yang membuat peluang penyalahgunaan
oleh pihak-pihak yang tidak berwenang. Contoh : Facebook, Twitter, Friendster.
6. Digital Gap
Semakin nyata adanya
kesenjangan antara kelompok yang menguasai TI dengan kelompok yang tidak
menguasai TI, baik dalam keseharian maupun dalam pekerjaan.
7. Possible Massive Unemployment
Implementasi TI
secara besar-besaran dapat membawa dampak peningkatan jumlah pengurangan tenaga
kerja, baik melalui PHK maupun menyempitnya peluang kerja bagi tenaga kerja
yang tidak menguasai TI. Padahal belum tentu orang-orang yang tidak menguasai
TI tidak memiliki kompetensi yang handal.
8. Impact of Globalization on Culture
Semakin menipisnya
nilai-nilai budaya lokal akibat pengaruh globalisasi. Contohnya melalui
internet, kita bisa mengunduh (download) lagu. Hanya saja, dari lagu yang
diunduh tersebut, hampir tidak ada jenis lagu daerah. Sebagian besar adalah
lagu-lagu modern dan bahkan lagu asing. Hal ini tentunya akibat dari
perkembangan globalisasi, sehingga tidak jarang orang-orang (apalagi anak muda)
menjadi malu jika masih melestarikan hal-hal kuno, seperti misalnya lagu daerah.
(http://fportfolio.petra.ac.id/user_files/04025/Kajian%20terhadap%20Aspek%20Psikologis%20dalam%20IS-Auditing.pdf
). tanggal akses 1 oktober 2012 jam 20.30
http://febbyindrianiwahab.blogspot.com
Tanggal 3 oktober 2012 jam 20.40
http://saesachentonk.blogspot.com/2011/03/sistem-informasi-psikologi-tugas-ke-2.html
Tanggal akses 4 oktober 2012 jam 21.00
http://pungkasanugrahutami.wordpress.com/2012/10/01/sistem-informasi-psikologi/
tanggal akses 8-10-2012 jam 11.25
http://liakalista.blogspot.com/.
Tanggal akses 6 oktober 2012 jam 18.00
http://fennyveryanti.blogspot.com/2010/03/tugas-perbaikan-3-mengenai-konseling.html.
Tanggal 5 oktober 2012 jam 22.00