Sabtu, 02 Juni 2012

FAKTOR-FAKTOR TERAPEUTIK DALAM TERAPI KELOMPOK

FAKTOR-FAKTOR TERAPEUTIK DALAM TERAPI KELOMPOK

Yalom mengidentifikasi 11 faktor terapeutik dalam terapi kelompok sebagai berikut:
1) Membangkitkan harapan (instillation of hope),
2) Universalitas (universality),
3) Penyampaian informasi (imparting of information),
4) Altruism,
5) Rekapitulasi korektif kelompok keluarga primber (the corrective recapitulation of the primary family group),
6) Pengembangan teknik sosialisasi (development of socializing techniques),
7) Perilaku imitatif (imitative behavior),
8) Belajar interpersonal (interpersonal learning),
9) Kohesivitas kelompok (group cohesiveness),
10) Perasaan lega (catharsis), dan
11) Faktor-faktor eksistensial (existential factors).

Membangkitkan Harapan
Membangkitkan dan memelihara harapan itu sangat penting dalam semua jenis psikoterapi: harapan tidak hanya dibutuhkan agar pasien tetap mengikuti terapi sehingga faktor-faktor terapeutik lainnya efektif, tetapi keyakinan terhadap kemanjuran bentuk treatment dapat merupakan faktor terapeutik yang efektif. Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa tingginya ekspektasi terhadap bantuan sebelum terapi dilakukan itu berkorelasi signifikan dengan hasil positif dari terapi.

Universalitas
Perasaan keunikan seorang pasien sering dipertinggi oleh isolasi sosial; karena adanya kesulitan interpersonal, kesempatan untuk mendapatkan validasi yang jujur dan tulus dalam hubungan intim sering tidak didapatkan oleh pasien. Dalam terapi kelompok, terutama pada tahap-tahap awal, diskonfirmasi perasaan unik pada pasien merupakan sumber yang sangat baik untuk menciptakan perasaan lega. Sesudah mendengar pasien lain membeberkan keprihatinan yang serupa dengan keprihatinannya sendiri, para pasien melaporkan bahwa mereka merasa lebih dekat dengan dunia dan merasa menjadi bagian dari ras manusia. Tidak ada perbuatan atau pikiran manusia yang sepenuhnya berada di luar pengalaman orang lain.

Meskipun permasalahan manusia itu kompleks, tetapi terdapat kesamaan dalam hal-hal tertentu dan para anggota sebuah terapi kelompok tidak membutuhkan waktu lama untuk mempersepsi adanya kesamaan itu.

Penyampaian Informasi (Pembelajaran)
Kebanyakan pasien, setelah menamatkan terapi kelompok interaksional secara berhasil merasa sudah belajar banyak tentang keberfungsian psikis, arti bermacam-macam gejala, dinamika interpersonal dan kelompok, dan proses psikoterapi. Akan tetapi, proses pembelajaran ini bersifat implisit; terapis kelompok tidak memberikan pengajaran yang eksplisit dalam terapi kelompok interaksional. Meskipun demikian, ada juga pendekatan psikoterapi kelompok di mana pengajaran formal merupakan bagian penting dari programnya.

Pendekatan didaktik dapat dipergunakan untuk berbagai tujuan dalam terapi kelompok seperti: untuk mentransfer informasi, membentuk kelompok, menjelaskan proses penyakit. Sering kali pembelajaran seperti ini berfungsi sebagai kekuatan pengikat hingga faktor-faktor terapeutik lainnya beroperasi. Di samping itu, penjelasan dan klarifikasi merupakan faktor yang berfungsi sebagai agen terapi yang efektif.

Altruisme
Dalam kelompok terapi, pasien juga menerima melalui memberi, tidak hanya bagian dari sekuen saling memberi dan menerima tetapi juga dari tindakan intrinsik untuk memberi. Pasien psikiatrik yang baru memulai terapi kehilangan semangat hidup dan memiliki perasaan tidak mempunyai sesuatu yang berharga untuk ditawarkan kepada orang lain. Mereka telah lama memandang dirinya sebagai beban, dan pengalaman bahwa mereka ternyata dapat dianggap penting orang lain itu akan menyegarkan jiwanya dan mempertinggi rasa harga dirinya.

Para anggota sebuah kelompok terapi memang saling membantu, saling memberikan saran, dukungan, pengertian, dan merasa senasib. Tidak jarang seorang pasien akan lebih mendengarkan dan menyerap hasil pengamatan dari pasien lainnya daripada terapis. Bagi banyak pasien, terapis tetap dipandang sebagai profesional yang dibayar, tetapi pasien-pasien lain dapat diandalkan sebagai pemberi reaksi dan umpan balik yang jujur dan spontan.

Rekapitulasi Korektif Kelompok Keluarga Primer
Tanpa kekecualian, pasien memasuki terapi kelompok dengan riwayat pengalaman yang sangat tidak memuaskan dengan kelompok primernya yaitu keluarga. Dalam banyak aspek, kelompok terapi ini menyerupai keluarga, dan banyak kelompok dipimpin oleh tim terapi yang terdiri dari laki-laki dan perempuan, sengaja agar konfigurasinya sedapat mungkin menyerupai orang tua dalam keluarga. Pasien diharapkan berinteraksi dengan pimpinan kelompok serta anggota-anggota kelompok lainnya seperti berinteraksi dengan orang tua dan saudara. Terdapat berbagai macam pola hubungan: tak berdaya dan sangat bergantung pada pimpinan yang dipandangnya sebagai sangat berpengetahuan dan berkuasa; selalu membangkang pimpinan kelompok yang dipandangnya sebagai merintangi pertumbuhan kemandiriannya atau merampas individualitasnya; mencoba memecah belah ko-terapis dan menanamkan perselisihan dan persaingan di antara mereka; persaingan sengit dengan pasien lain dalam upaya merebut perhatian terapis; berusaha menggalang persekutuan dengan pasien lain untuk menjatuhkan terapis; atau mengabaikan kepentingannya sendiri untuk menyenangkan anggota-anggota lain.


Pengembangan Teknik Sosialisasi
Social learning – pengembangan keterampilan sosial dasar – merupakan satu faktor terapeutik yang beroperasi dalam semua kelompok terapi.

Perilaku Imitatif
Dalam terapi kelompok yang dinamis dengan aturan-aturan dasar untuk mendorong umpan balik yang terbuka, pasien dapat memperoleh banyak informasi tentang perilaku sosial maladaptif. Misalnya, pasian dapat belajar tentang kecenderungan yang membingungkan untuk menghindari menatap temannya bercakap-cakap; atau tentang kesan orang lain mengenai sikap angkuhnya; atau tentang berbagai macam kebiasaan sosial lainnya yang tanpa disadari olehnya merupakan penyebab buruknya hubungan sosialnya. Bagi individu yang tidak memiliki hubungan intim, kelompok sering merupakan kesempatan pertama untuk mendapatkan umpan balik interpersonal yang akura

Tidak ada komentar:

Posting Komentar