KOHESIVITAS KELOMPOK
Diawali dengan hipotesis bahwa kohesivitas
dalam terapi kelompok adalah analog dari "relationship" dalam terapi
individual, bab ini membahas bukti-bukti yang mendukung kohesivitas
kelompok sebagai satu faktor terapeutik dan berbagai hal yang
dipengaruhi oleh kohesivitas kelompok. Hasil berbagai penelitian sangat
mendukung kesimpulan bahwa keberhasilan terapi didukung oleh hubungan
antara terapis dan pasien, hubungan yang ditandai dengan kepercayaan,
kehangatan, pemahaman empatik, dan penerimaan.
Jelas bahwa
analog terapi kelompok dengan hubungan pasien-terapis dalam terapi
individual merupakan satu konsep yang lebih luas: hubungan ini harus
mencakup hubungan pasien tidak hanya dengan terapis kelompok tetapi juga
dengan anggota-anggota kelompok lainnya dan dengan kelompoknya secara
keseluruhan. Dalam buku ini, “cohesiveness” didefinisikan secara luas
sebagai akibat dari semua kekuatan yang mempengaruhi semua anggota
kelompok untuk tetap berada dalam kelompok, atau secara lebih sederhana,
daya tarik kelompok bagi semua anggotanya.
Anggota-anggota sebuah
kelompok yang kohesif saling menerima, saling mendukung, dan cenderung
menjalin hubungan yang bermakna dalam kelompok. Kohesivitas tampaknya
merupakan faktor yang signifikan dalam menentukan keberhasilan terapi
kelompok. Dalam kondisi penerimaan dan pengertian, pasien akan lebih
cenderung mengekspresikan dan mengeksplorasi dirinya sendiri, menyadari
dan mengintegrasikan aspek-aspek self yang hingga saat itu tidak dapat
diterimanya, dan berhubungan secara lebih mendalam dengan orang lain.
Harga diri (self-esteem) sangat dipengaruhi oleh peranan pasien di dalam
kelompok yang kohesif. Perilaku sosial yang dihargai oleh
anggota-anggota kelompok adalah yang adaptif sosial bagi individu di
luar kelompok.
Di samping itu, kelompok yang tingkat kohesinya
tinggi adalah kelompok yang lebih stabil dengan tingkat kehadiran yang
lebih baik dan tingkat terminasi yang lebih kecil. Bukti penelitian
mengindikasikan bahwa stabilitas ini vital bagi keberhasilan terapi:
terminasi dini mencegah diperolehnya keuntungan oleh pasien yang
bersangkutan dan menghambat kemajuan anggota-anggota lainnya juga.
Kohesivitas lebih memungkinkan terjadinya pembukaan diri
(self-disclosure), pengambilan resiko, dan ekspresi konflik yang
konstruktif dalam kelompok – fenomena yang memfasilitasi keberhasilan
terapi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar